Sabtu, 03 November 2012

TB Paru Dewasa

Tuberculosis merupakan salah satu penyakit yang menyumbang cukup banyak kematian di dunia bahkan di Indonesia. Penyebab dari penyakit ini adalah Mycobacterium tuberculosis. Untuk menjaring penderita TB, ada dua cara; Pertama, Pasif yaitu penjaringan tersangka TB ketika penderita datang ke tempat pelayanan kesehatan atau ke tenaga kesehatan. Kedua, Aktif yaitu penjaringan tersangka TB dengan mendatangi penderita.

Untuk tahu apakah tersangka tersebut benar menderita TB atau tidak, kita harus mengetahui gejala utama dan tambahan dari tuberculosis. Gejala utama yang diderita adalah batuk lebih dari tiga minggu, sedangkan gejala tambahan yang sering menyertainya adalah dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, nyeri dada, badan lemah, nafsu makan turun, berat badan turun, malaise, keringat malam, dan demam.

Setelah kita mengetahui gejalanya, hal selanjutnya yang akan dilakukan untuk menegakkan diagnosa adalah dengan melakukan pemeriksaan mikroskopik BTA positif pada sputum Sewaktu Pagi Sewaktu (SPS).
  1. Bila ditemukan BTA positif paling sedikit dua dari tiga kali pemeriksaan SPS, maka dapat dikatakan positif menderita TB Paru.
  2. Bila ditemukan BTA positif satu kali dari tiga kali pemeriksaan SPS, maka dianjurkan untuk melakukan foto thoraks. jika mendukung, maka potif TB. jika tidak mendukung, ulangi SPS.
  3. bila memungkinkan pemeriksaan lain, lakukan pembiakan atau test resistensi.
Diagnosis foto toraks TB aktif dapat dilihat dengan adanya bayangan berawan atau noduler disegmen apikal & post LAP atau segmen sup LBP, adanya kavitas, bayangan bercak miller, dan efusi pleura unilateral. Sedangkan foto toraks TB inaktif dapat dilihat dengan adanya fibrotik dan fibrothoraks (penebalan pada pleura). Indikasi yang mengharuskan dilakukan foto thoraks adalah: Pertama, Suspek TB dengan BTA (-). setelah diberi AB tak ada perubahan sehingga harus mengulang pemeriksaan dahak SPS negatif. Kedua, pada TB Paru BTA (+) yang diduga terdapat komplikasi, hemoptisis berat dan karena dahak SPS hanya satu kali yang positif.

Ada 4 hal penting yang harus diperhatikan; Pertama, organ tubuh yang sakit (paru atau ekstra paru); Kedua, hasil pemerikasaan dahak (BTA (+) / (-)); Ketiga,riwayat pengobatan sebelumnya; Keempat, tingkat keparahan penyakit ringan atau berat.

Tujuan dari pengobatan TB adalah untuk menyembuhkan penderita, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, menurunkan faktor resiko penularan, dan mencehah MDR (Multi Drugs Resistant).

Demikianlah sekilas penjelasan saya tentang TB Paru. Ilmu ini dapatkan dari penjelasan dosen yang mengajar saya yaitu Dr.M. Yusuf Hanafiah Pohan, Sp.P Div. Pulmologi Bag. Peny.Dalam FK Unsri/ RS M.Husin Palembang.

Misteri Fatamorgana Hati


*Misteri Fatamorgana Hati*

Hari yang cukup panas menemani langkah kami, walau matahari sudah ingin pergi dari lagit. Warna oranye bagai lukisan yang indah dilangit. Matahari yang bulat seperti kuning telur menambah pesonanya.  Debu dan suara bising motor menjadi panorama yang tak pernah kami temui separah ini terjadi. Ketika bis hanya bisa berdiam diri, begitu juga dengan bis dari arah sebaliknya.
Kerudung putih yang  ku pakai menandakan hari kamis dengan baju PPK PSIK UNSRI yang ku gunakan mungkin menambah penasaran seorang ikhwan yang duduk didepanku. Namaku Putri, begitulah temanku memanggilku. Walau sebagian besar banyak yang memangil Puput. :p
Tak pernah aku terlalu memperdulikan orang yang bertanya padaku ketika dijalan. Tapi yang ini beda. Aku yang sedikit melamun, tersadar oleh suara seseorang.
“angkatan berapa?” tanyanya dengan pelan.
“2010”, jawabku lirih.
“mbak LDF mana?” tanyanya dengan penasaran namun pandangannya ridak menatapku.
“LDPS. Klo LDF nya FK.” Jawabku singkat menatapnya dengan penasaran juga.
“LDPS apa?” tanyannya kembali.
“SAHARA” jawabku singkat
“singkatan dari apa?”, tanyanya lagi.
“Sarana dakwah meraih ridho illahi”, jawabku seperlunya.
“jurusan apa?”, masih tetap bertanya tanpa memandangku malah lebih bisa dibilang menundukkan pandangan.
“ilmu keperawatan” jawabku dengan santai.
Orang itupun tersenyum, tapi tetap tidak memandangku. Malah aku yang memandangnya terus kerena sedikit heran dengan tingkahnya itu. Dari sikapnya ia bukan seperti laki-laki pada umumnya.
Katika ia tiba-tiba menegakkan wajahnya, sungguh aq tak sengaja menatap wajahnya. Aku pikir ia akan terus menunduk tidak melihatku. Tapi ia hanya pindah duduk ketempat lain tanpa melanjutkan perbincangan.
Tak pernah aku merasa seperti ini. Wajah itu sepertinya tidak asing. Tapi aq tidak ingat. Pertemuan kamipun hanya di bis saat itu. Mungkin tidak akan bertemu lagi. J bersambung....